WASPADA TANAH LONGSOR
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng
berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak
ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan
sebagai berikut. Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah.
Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang
gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak
mengikuti lereng dan keluar lereng.
Mengenal Gerakan Tanah
Indonesia
terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia, yaitu: lempeng Eurasia, lempeng
Pasifik, dan lempeng India-Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat
tumbukan antarlempeng tersebut, maka terbentuk daerah penunjaman yang memanjang
di sebelah barat Pulau Sumatera, sebelah selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan
Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah utara Kepulauan Maluku, dan sebelah utara
Papua. Konsekuensi lain dari tumbukan tersebut adalah terbentuknya palung
samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran
gunungapi, dan sebaran sumber gempa bumi.Gunungapi yang ada di Indonesia
berjumlah 129 atau 13 persen dari jumlah gunungapi aktif dunia. Dengan demikian
Indonesia rawan terhadap bencana letusan gunungapi dan gempa bumi. Di beberapa
pantai, dengan bentuk pantai sedang hingga curam, jika terjadi gempa bumi
dengan sumber di dasar laut atau samudera dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Jenis tanah
pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil gunung meletus. Tanah ini memiliki komposisi
sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanah pelapukan
yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengan
kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada
musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut
tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan
bencana tanah longsor.
Jenis-Jenis Tanah Longsor
Ada enam jenis tabanyak memakan
korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
1.
|
Longsoran
Translasi
|
Longsoran
translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk rata atau menggelom-bang landai.
|
2.
|
Longsoran
Rotasi
|
Longsoran
rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir
berbentuk cekung.
|
3.
|
Pergerakan
Blok
|
Pergerakan
blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk
rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.
|
4.
|
Runtuhan
Batu
|
Runtuhan
batu terjadi ketika sejumlah besar batuan atau material lain bergerak ke
bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga
menggantung, terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat
menyebabkan kerusakan yang parah.
|
5.
|
Rayapan
Tanah
|
Rayapan
tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa
butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali.
Setelah waktu yang cukup lama, longsor jenis rayapan ini bisa menyebab-kan
tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.
|
6.
|
Aliran
Bahan Rombakan
|
Jenis
tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air.
Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air,
dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu
mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter,
seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat
menelan korban cukup banyak.
|
Gejala Umum Tanah Longsor
- Munculnya
retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
- Biasanya
terjadi setelah hujan.
- Munculnya
mata air baru secara tiba-tiba.
- Tebing
rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
Pada
prinsipnya, tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar
daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan
dan kepadatan tanah, sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
lereng, air, beban, serta berat jenis tanah/batuan.
Faktor Penyebab Tanah Longsor
1. Hujan
Ancaman
tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November seiring meningkatnya
intensitas hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya
penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Muncul-lah pori-pori atau
rongga tanah, kemudian terjadi retakan dan rekahan tanah di permukaan. Pada
saat hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak. Tanah pun dengan cepat
mengembang kembali. Pada awal musim hujan, kandungan air pada tanah menjadi
jenuh dalam waktu singkat. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan
longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan
terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan
diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.
2. Lereng
terjal
Lereng atau
tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal
terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin.
Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung
lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.
3. Tanah
yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah
yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih
dari 2,5 meter dan sudut lereng > 220. Tanah jenis ini memiliki potensi
untuk terjadinya tanah longsor, terutama bila terjadi hujan. Selain itu, jenis
tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek jika
terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
4. Batuan
yang kurang kuat
Pada
umumnya, batuan endapan gunungapi dan batuan sedimen berukuran pasir dan
campuran antara kerikil, pasir, dan lempung kurang kuat. Batuan tersebut akan
mudah menjadi tanah jika mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap
tanah longsor apabila terdapat pada lereng yang terjal.
5. Jenis
tata lahan
Tanah
longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya
genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat
untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan
air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan
penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran
yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.
6. Getaran
Getaran yang
terjadi biasanya diakibatkan oleh gempa
bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan.
Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah
menjadi retak.
7. Susut
muka air danau atau bendungan
Akibat
susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang,
dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah
yang biasanya diikuti oleh retakan.
8. Adanya
beban tambahan
Adanya beban
tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar
gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada
daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan
yang arahnya ke arah lembah.
9.
Pengikisan/erosi
Pengikisan
banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan
hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.
10. Adanya
material timbunan pada tebing
Untuk
mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan
tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum
terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga
apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan
tanah.
11. Bekas
longsoran lama
Longsoran
lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api
pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan
kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:
- Adanya
tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
- Umumnya
dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan
subur.
- Daerah
badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
- Dijumpai
longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
- Dijumpai
tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada
longsoran lama.
- Dijumpai
alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
- Longsoran
lama ini cukup luas.
12. Adanya
bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak
sinambung ini memiliki ciri:
- Bidang
perlapisan batuan
- Bidang
kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
- Bidang
kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
- Bidang
kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak
melewatkan air (kedap air).
- Bidang
kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
- Bidang-bidang
tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang
luncuran tanah longsor.
13.
Penggundulan hutan
Tanah
longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan
air tanah sangat kurang.
14. Daerah
pembuangan sampah
Penggunaan
lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat
mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang
terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini
menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.
PENCEGAHAN TERJADINYA BENCANA TANAH LONGSOR
Jangan
mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman
(gb. Kiri) Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila
membangun permukiman (gb. kanan)
Segera
menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah
melalui retakan. (gb. kiri) Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
(gb. kanan)
Jangan
menebang pohon di lereng (gb. kiri) Jangan membangun rumah di bawah tebing.
(gb. kanan)
Jangan
mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal (gb.kiri) Pembangunan rumah
yang benar di lereng bukit. (gb.kanan)
Jangan
mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal. (gb.kiri) Pembangunan rumah
yang salah di lereng bukit. (gb.kanan)
Jangan memotong tebing jalan menjadi
tegak. (gb.kiri) Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
(gb.kanan)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar Anda mengenai artikel / postingan di atas